Jumat, 29 Maret 2013

Pantun Melayu (kasih sayang)


Suara kenari memikat jiwa,
Suara kedidi sedang melayang;
Antara duri adalah bunga,
Antara benci adalah sayang.

Duri semalu daun selasih,
Pohon pelam di tengah desa;
Bukan niatku menumpang kasih,
Mengutus salam meluah rasa.

Duduk berehat di pinggir kali
mengingat kekasih yang telah pergi,
Bukan ku bimbang kekasih kembali
takut luka berdarah kembali,

Mandi-manda di pinggir kali
kali jauh naik pedati,
Bukan setakat dia kembali
ingin pula merayu hati,

Bawalah peti ke Tanjung Bidara,
Jalan selisih dengan si ratu;
Ku pujuk hati ku ubat lara,
Ku cari kasih Dia Yang Satu.


Cenderawasih dari semantan,
Terbang melara ke pohon pinang;
Salam kasih bertaut ingatan,
Jauh di mata di hati terkenang.

Putih mulus kapas kekabu,
Dibuat bantal si anak dara;
Biar putus kasih seribu,
Jangan ditinggal sanak-saudara.


Kapur sirih di dalam tepak,
Pinang dibelah nampak hempulur;
Bila kasih mula menapak,
Rindu resah datang menghulur.

Budak-budak bermain layang,
Cahaya dari pelita satu;
Bagaimana nak dilafaz sayang,
Lidah kelu bibir membeku.

Mandi-manda di Pantai Bersih,
Jalan menuju ke Sungai Dua;
Hati dinda hendak berkasih,
Kalau setuju katakan ia.

Sayang selasih dibuat main
air perigi dingin terasa,
Hati tidak pada yang lain
walau dinda jauh di mata,

Cantik indah suntingan melati
melati desa menarik sekali,
Apakah maksud dinda tak mengerti
bicara kanda dalam sekali,

Petik mari buah ciku
ambil yang manis letak di peti,
Kenapa dinda berubah laku
adakah kasih bertukar benci,

Rotan batu rotan udang,
Anak sebarau di atas lada,
Sahaya tak tahu larangan orang,
Sahaya menumpang bergurau sahaja.

Pucuk pauh delima batu
anak sembilang ditapak tangan,
Biar jauh beribu batu
jauh di mata di hati jangan,

Dulang perak cantik terukir
hadiah untuk tuan puteri,
Jangan dikirim salam terakhir
kekasih di sini setia menanti,


Mawar biru di jalan berliku,
Segar masih dibawa ke kuala;
Baringkan dukamu di dadaku,
Haruman kasih pengubat segala.


Cantik ayu si gadis sunti
pandai pula menjahit jala,
Baru senang rasa di hati
air berkocak tenang semula,

Asal kapas jadi benang
dari benang dibuat kain,
Barang lepas jangan di kenang
sudah jadi orang lain,

Kembang tersenyum bunga China,
Tiga denga gandasuli,
Sekalian alam habis fana,
Tuan juga yang tajalli.

Anak yu disangka lampam,
Kalau lampam mana locatnya?
Kalau rindu disangka demam,
Kalau demam mana pucatnya?

note: copy dari blog tetangga

Tidak ada komentar: