Minggu, 21 April 2013

Tipu Daya Dunia

"dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu ( Qs : Alhadid : 20)"


Mengutif perkataan sahabat hati, "kehidupan di dunia itu seperti gunung", dari kejauhan terlihat indah menakjubkan, megah, dan tak sedikit orang yang ketika ia melihat gunung ia akan membayangkan suasana yang sejuk, nyaman, hawa yang dingin, serta hal-hal indah yang lain. Namun tatkala kita dekati gunung itu, apalagi hendak kita daki, kita jelajahi untuk menikmati segala keindahan yang kita bayangkan sebelumnya, maka kita akan menemui jalanan terjal, berkelok berliku, pendakian yang sangat sulit untuk dilewati. Hanya orang-orang yang bersabar meniti jalan pendakian itulah yang akan sampai kepuncak gunung dan dapat menikmati segala keindahan sesungguhnya.

Seperti itu pula kehidupan dunia, saat melihat kehidupan orang lain yang telah berhasil maka seakan telah melihat gunung yang menjulang indah. Namun ketika ia jalani kehidupan yang hampir sama, ia temukan berbagai macam terjalnya ujian, kelak-kelok dan lika-liku hambatan, onak duri pandangan kedengkian, cibiran kebencian, serta berbagai hal pahit lainnnya. jika sabar maka akan sampai pada kebahagiaan yang di damba, jika alpa maka akan terjatuh kedalam jurang keputus-asaan yang sangat dalam.

Kehidupan dunia ini hanyalah fatamorgana, kesenagan yang menipu, permaianan dan gurauan yang melalaikan. Secara umum manusia hanya memandang dunia sisi lahiriah saja, sesuatu yang menarik, sesuatu yang indah, ssuatu yang dapat mengankat derajat pemiliknya, manusia hanya mengetahui lahiraih saja, tidak memahami hakikatnya. Karena pengetahuan yang terbatas inilah akhirnya menusia tertipu. Dunia menjadi tujuan hidupnya bukan sarana hidup.

Bagi orang-orang yang tersesat dalam keserakahan dunia, maka laksana ia sedang mengejar fatamorgana sahara. semakin ia berlari mmengejar kenikmatan semu, semakin ia habiskan sisa-sisa usia hanya untuk mengejar sesuatu yang tak akan ia miliki, dan ia akan mati dalam kerugian yang nyata.

Orang yang dikuasai nafsu keserakahan akan dunia, ia akan mengejar, menumpuk harta kekayaan dunia sebanyak-banyaknya. Dimana ia melihat dunia ia akan berusaha sekuat tenaganya, dengan cara apapun untuk menguasainya, tidak peduli baik buruk, halal/ haram, tak peduli milik siapa, sikut sana-sini. Walau begitu ia sendiri tak pernah menikmati dunia yang telah ia kumpulkan itu. dunia yang ia kira bisa memuliakan, tapi malah menghinakan, dunia yang ia kira akan membawa bahagia justru malah menyusahkan. Bayangkan kehidupan para konglomerat yang tak bisa menikmati kekayaannya, para koruptor yang slalu dihantui rasa kehilangan harta, gelisah takut ketahuan kasus korupsinya, sedikitpun ia tak dapat menikmati dunianya. Atau masih ingatkah kita tentang kisah korun yang tenggelam bersama hartanya? 

Alquran telah banyak menceritakan contoh tentang orang-orang yang tertipu oleh harta dunia ini. Mereka adalah pemilik dua kebun dalam surat alkahfi yang akhirnya menyesali diri. Pemilik kebun yang di ceritakan dalam surat Alqolam dan yang paling monumental adalah korun yang jumlah kekayaanya masih melegnda hingga kini. Mereka yang seluruh hidupnya di peruntukan untuk mengejar kemewahan dunia itu akhirnya menelan kekecewaan, hartanya tidak dapat memberikan manfaat sedikitpun, bahkan mencelakaknya.

Demikianlah sahabat hati, sepercik tentang tipuan kehidupan dunia, semoga menjadi ingatan kita khususnya penulis.

Tidak ada komentar: